Tattoo Supreme – Pete Davidson, komedian sekaligus aktor yang dikenal dengan gaya hidup eksentrik dan tubuh penuh tato, kembali mencuri perhatian publik. Baru-baru ini, ia mengungkapkan penyesalan mendalam terhadap salah satu tatonya, yakni kutipan dari komedian legendaris Dave Chappelle. Namun, alih-alih menghapusnya, Pete memilih untuk menutupi tato tersebut dengan gambar hiu besar—sebuah keputusan yang menuai banyak reaksi dari penggemar dan media.
Pete Davidson selama ini dikenal sangat terbuka soal kehidupannya, termasuk perjuangan dengan kesehatan mental, kehidupan cintanya yang sering disorot, serta… koleksi tatonya yang terus bertambah. Salah satu tato yang ia miliki sebelumnya adalah kutipan dari Dave Chappelle, seorang komedian yang pernah menjadi idolanya.
Namun, dalam sebuah wawancara terbaru, Pete secara jujur menyatakan bahwa ia tidak lagi merasa nyaman dengan tato tersebut. Meski tidak menyebutkan kutipan spesifik apa yang ia tato di tubuhnya, Pete menjelaskan bahwa pandangan pribadinya telah berubah, begitu pula cara ia memandang sosok Chappelle.
“Dulu aku sangat mengagumi karya-karyanya, terutama saat aku baru mulai stand-up comedy. Tapi sekarang… ada hal-hal yang tidak bisa aku setujui lagi,” ujar Pete dalam wawancara tersebut.
Banyak pihak menduga bahwa penyesalan Pete berkaitan dengan sejumlah kontroversi yang menyelimuti Dave Chappelle dalam beberapa tahun terakhir, termasuk materi komedinya yang kerap menuai kritik karena dianggap menyerang komunitas tertentu.
Daripada menghapus tatonya melalui proses laser yang menyakitkan dan memakan waktu lama, Pete memilih menutup tato lama itu dengan gambar hiu besar. Tindakan ini bukan sekadar tindakan estetis, tapi juga simbolis. Ia menyebutkan bahwa hiu adalah hewan yang merepresentasikan perubahan, kekuatan, dan ketegasan.
“Hiu terus bergerak. Ia tak pernah berhenti. Dan aku ingin hidupku seperti itu – terus maju, belajar dari kesalahan, dan tak terjebak di masa lalu,” kata Pete.
Pilihan untuk menutup tato dengan gambar hiu juga memperlihatkan sisi kreatif Pete dalam mengolah “penyesalan” menjadi sesuatu yang positif dan lebih bermakna secara personal. Bagi sebagian orang, tato adalah kenangan. Tapi bagi Pete, tato juga bisa menjadi cerminan perubahan sikap dan nilai hidup.
Kasus Pete Davidson ini menjadi contoh menarik bagaimana tato bisa mencerminkan perjalanan pribadi seseorang. Apa yang dulu dianggap penting dan bermakna, bisa saja berubah seiring waktu. Dalam industri hiburan yang dinamis dan penuh tekanan, perubahan sikap seperti ini bukan hal langka.
Pete sendiri bukan pertama kalinya menghapus atau menutup tato lama. Dalam beberapa tahun terakhir, ia diketahui telah menghapus puluhan tatonya, terutama yang berkaitan dengan hubungan masa lalunya atau keputusan yang diambil secara impulsif saat usia muda.
Namun, dalam kasus tato quote Chappelle ini, tampaknya ada dimensi yang lebih dalam—yakni pertimbangan moral dan etika yang berkembang seiring waktu.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Dave Chappelle merupakan salah satu komedian paling berpengaruh dalam dua dekade terakhir. Namun, beberapa materi stand-up terbarunya memicu kontroversi, terutama terkait pandangannya terhadap komunitas LGBTQ+. Meskipun masih banyak yang membela Chappelle atas nama kebebasan berekspresi, tak sedikit pula yang merasa kecewa dan mengkritik pendekatannya yang dianggap tidak sensitif.
Perubahan sikap Pete terhadap tato Chappelle bisa jadi mencerminkan suara generasi baru komedian yang lebih inklusif, terbuka, dan sadar akan dampak sosial dari karya mereka.
Seperti biasa, apa pun yang dilakukan Pete Davidson akan memicu reaksi beragam di media sosial. Beberapa penggemarnya memuji keputusan Pete sebagai bentuk tanggung jawab personal dan perkembangan karakter, sementara yang lain menganggap keputusan itu terlalu “reaktif” atau bahkan “berlebihan”.
baca juga : “Tingkatkan Energi, Raih Hidup Sehat yang Lebih Berkualitas“
Namun, secara umum, banyak yang melihat tindakan Pete sebagai langkah yang berani—mengakui kesalahan masa lalu dan mengambil tindakan nyata untuk memperbaikinya, bahkan lewat cara yang sangat personal seperti menutup tato.
Pete Davidson telah lama dikenal sebagai salah satu selebriti dengan koleksi tato terbanyak di tubuhnya. Mulai dari nama mantan pasangan, simbol komedi, sampai tokoh kartun—semua pernah menghiasi kulitnya. Namun, seiring bertambahnya usia dan pendewasaan diri, Pete mulai mengurangi jumlah tatonya.
Dalam beberapa wawancara sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa salah satu alasan ia menghapus banyak tato adalah demi memperlancar karier aktingnya. “Setiap kali syuting, butuh waktu berjam-jam untuk menutupi tato-tatoku dengan makeup. Itu melelahkan,” ujarnya.
Namun, dalam kasus tato Chappelle ini, motivasinya jelas lebih personal dan filosofis, bukan hanya alasan profesional.
Cerita Pete Davidson ini seharusnya tidak hanya dilihat dari sisi selebritas atau tren budaya populer. Ini juga bisa menjadi refleksi pribadi bagi kita semua tentang bagaimana kita bisa berubah, tumbuh, dan memperbaiki diri.
Kita semua pernah membuat keputusan yang kelak kita sesali, baik itu tato, ucapan, atau pilihan hidup lainnya. Tapi yang penting adalah bagaimana kita merespons penyesalan itu. Apakah kita menutupinya, menghindarinya, atau justru mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermakna—seperti hiu besar di tubuh Pete?