Tattoo Supreme – Pernah dianggap sebagai simbol masa lalu dan bahkan sempat mendapat stigma negatif, kini tramp stamp kembali menjadi sorotan. Tren tato yang biasanya berada di area punggung bawah ini kini bangkit dari masa keemasannya di awal 2000-an. Didukung oleh kemunculan selebriti ternama seperti Cardi B dan Dakota Johnson yang tampil percaya diri dengan tato di area tersebut, tren ini membuktikan bahwa tramp stamp bukan hanya sekadar kenangan mode, melainkan sebuah pernyataan gaya yang berevolusi.
Istilah tramp stamp merujuk pada tato yang berada di punggung bawah, tepat di atas garis pinggul. Tren ini mencuat di era Y2K (tahun 2000-an awal) berkat budaya pop, fashion low-rise jeans, dan ikon seperti Britney Spears hingga Pamela Anderson. Namun, seiring waktu, istilah ini sempat mendapat konotasi negatif karena dinilai terlalu provokatif atau bahkan “murahan”.
Kini, setelah lebih dari dua dekade, dunia mode dan seni tubuh menunjukkan siklus alaminya: yang lama menjadi baru kembali. Namun kali ini, tramp stamp hadir dengan pendekatan baru—lebih beragam, lebih artistik, dan jauh dari stereotip lama.
Yang membedakan tren tramp stamp masa kini dengan era awal 2000-an adalah konteks dan pendekatan artistiknya. Jika dulu tramp stamp seringkali identik dengan motif tribal atau simbol sensual, kini desainnya lebih personal, modern, dan penuh makna.
Faktor nostalgia tentu turut memengaruhi, terutama karena tren Y2K sedang booming kembali. Namun, lebih dari sekadar tren kilas balik, banyak perempuan (dan juga pria) memilih tramp stamp sebagai cara mengekspresikan jati diri tanpa rasa malu—didorong oleh gerakan body positivity dan kebebasan berekspresi.
Tak bisa dimungkiri, selebriti memiliki pengaruh besar dalam menghidupkan kembali tren lama. Dua nama yang paling mencolok dalam gelombang baru tramp stamp ini adalah Cardi B dan Dakota Johnson.
Cardi B, dengan gaya nyentrik dan sikap tanpa basa-basi, telah beberapa kali menunjukkan tato tramp stamp-nya yang kini semakin diperjelas dengan tambahan detail warna dan bentuk. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan bahwa tato itu merupakan bagian dari perjalanan hidupnya. “Itu bagian dari siapa aku, dan aku tidak malu menunjukkannya,” katanya.
Dakota Johnson, yang dikenal lewat peran ikoniknya di Fifty Shades of Grey, tampil dengan gaya lebih subtil namun tetap mencuri perhatian. Tato tramp stamp miliknya terlihat elegan dan minimalis, cocok dengan citranya yang chic dan misterius. Ia menyampaikan bahwa seni tubuh adalah bentuk kebebasan dan spiritualitas pribadi, bukan sekadar tren.
Instagram dan TikTok menjadi panggung penting bagi kebangkitan tramp stamp. Tagar seperti #TrampStampRevival dan #BackTattoo kembali naik daun, memperlihatkan banyak orang—baik selebriti maupun non-seleb—memamerkan tato mereka dengan bangga.
Desainer tato kini juga mulai menawarkan desain tramp stamp yang lebih artistik: dari motif bunga yang lembut hingga bentuk geometris modern. Banyak pula yang membuat tramp stamp sebagai bagian dari karya besar di punggung atau tubuh bagian bawah, menekankan estetika, bukan hanya daya tarik sensual.
Dulu, tramp stamp sering dikaitkan dengan “penilaian karakter” yang seksis. Kini, persepsi itu berubah. Tato di punggung bawah bukan lagi dianggap sebagai simbol kontroversial, tetapi sebagai lambang kendali perempuan atas tubuhnya sendiri. Dalam era di mana kesetaraan gender dan kebebasan berekspresi semakin dijunjung tinggi, reclaiming the tramp stamp menjadi bagian dari gerakan tersebut.
Bagi banyak orang, tato di bagian tersebut memiliki makna mendalam. Beberapa menggunakannya untuk menutupi bekas luka, menandai transisi hidup, atau sebagai pernyataan kebebasan dari tekanan sosial. Bentuk ekspresi tubuh ini menjadi lebih inklusif, beragam, dan tak lagi eksklusif untuk satu kelompok budaya atau gaya hidup tertentu.
baca juga : “Rahasia Energi Seharian Lebih dari Sekadar Minum Kopi“
Tramp stamp masa kini juga berevolusi dalam hal teknik dan estetika. Teknologi tinta yang lebih canggih dan pendekatan artistik yang lebih halus menjadikan tato ini semakin indah dan personal. Banyak seniman tato menggunakan gaya fine line, blackwork, atau bahkan watercolor untuk memperindah area punggung bawah.
Beberapa desain favorit yang sedang naik daun antara lain:
Desain tersebut menunjukkan bahwa tramp stamp kini bukan sekadar simbol seksualitas, tapi juga simbol ekspresi diri dan estetika yang diperhitungkan.
Generasi Z dan milenial muda menjadi kelompok yang paling banyak mengadopsi kembali tren ini. Mereka memiliki pendekatan yang berbeda dari generasi sebelumnya: lebih terbuka terhadap eksperimen gaya dan tidak terjebak dalam stigma. Banyak dari mereka melihat tato sebagai bagian dari identitas visual yang cair—yang bisa dipadupadankan dengan gaya busana sehari-hari.
Menariknya, semakin banyak pria juga mulai memilih tato di area punggung bawah, memperluas definisi tramp stamp dan menghapus batas gender yang dulu melekat padanya.
Fashion memainkan peran penting dalam memperlihatkan keindahan tato tramp stamp. Celana low-rise, atasan crop top, hingga gaun backless kini dirancang dengan mempertimbangkan keindahan tubuh yang dihiasi seni tinta. Banyak desainer runway dan street style enthusiast memanfaatkan tato ini sebagai aksesori permanen yang memperkuat statement busana.
Label-label fashion ternama bahkan mulai menampilkan model bertato punggung bawah dalam kampanye mereka, membuktikan bahwa dunia mode telah mengakomodasi bentuk ekspresi tubuh secara lebih inklusif.